Jumat, 19 November 2010

Aspek Sosial Budaya Dalam Masa Nifas

Aspek Sosial Budaya Pada Masa Nifas
Aspek merupakan suatu hal yang mendasar. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Jadi, sosial mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama sedangkan masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.

Adapun berbagai macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas baik di masyarakat desa maupun masyarakat kota
1. Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat kota
• Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Adapun dampak negative akan dilarangnya mengkonsumsi telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat merugikan karena pada masa nifas ibu membutuhkan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi menjadi sehat dan dampak positif dari larangan ini tidak ada.

• Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Adapun dampak negative pada ibu apabila setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka dan dampak positif dari larangan ini tidak ada.


• Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang
Adapun dampak negative dari dilarangnya seorang ibu tidur siang, ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa nifas seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi dan dampak akan dilarangnya seorang ibu untuk tidur siang tidak ada.


• Pada masa nifas dan saat menyusui, ibu harus puasa, tidak memakan makanan yang padat setelah waktu maghrib.
Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya pada masa nifas setelah maghrib dapat menyebabkan ibu yang sedang berada pada masa nifas mengalami penimbunan lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih kembali namun adapun dampak negative dari di anjurkannya seorang ibu berpuasa yaitu ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadi berkurang dan dampak positif akan anjuran ini tidak ada.



• Pada masa nifas, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari
Hal ini tidak diperlukan karena pada masa nifas, ibu dan bayi yang baru lahir harus periksa kesehatan sang bayi sekurang-kurangnya 2 kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30 hari guna pemberian imunisasi bagi si bayi tersebut dan dampak positif akan pelarangan ini tidak ada.


• Setelah melahirkan ibu dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis atau lerongan dan tapel.
Dampak positif mengenai anjuran pada ibu yang baru saja melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan ini adalah jika pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadi lancar, namun adapun dampak negative akan anjuran ini bila si ibu dan bayi dipijat atau diurut ialah apabila pijat salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan sedangkan apabila diberi pilis atau lerongan maupun tape, hal ini dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi pada ibu dan bayi tersebut.


• Pada masa nifas, ibu harus minum abu dari dapur yang dicampur dengan air, kemudian disaring, dicampur garam dan asam lalu diminumkan kepada si ibu supaya ASI banyak.
Abu, garam dan asam merupakan bahan-bahan yang tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya, jadi anjuran ini jelas sangat merugikan dan tidak terdapat dampak positive mengenai anjuran kepada si ibu untuk mengkonsumsi abu yang dicampur dengan air dan garam.




• Pada masa nifas, ibu tidak diperbolehkan melakukan hubungan intim
Adapun dampak positif akan tidak diperbolehkannya si ibu untuk melakukan hubungan intim yakni jika ditinjau dari sisi medis, bersanggama atau melakukan hubungan intim memang dilarang selama 40 hari pertama usai proses melahirkan. Alasannya, aktivitas tersebut akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi atau bahkan perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan bakal hamil lagi dan dampak negative akan larangan ini jelas tidak ada jika ditinjau dalam hal medis.


2. Adapun macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat di berbagai daerah di Republik Indonesia, diantaranya:

• Pada masa nifas, ibu yang baru melalui proses kelahiran harus memakai sandal kemana pun si ibu tersebut berpergian dan hal ini harus berlangsung selama 40 hari setelah proses melahirkan.


• Ibu harus memakai stagen atau udet (centing)
Dampak negative akan anjuran ini jelas tidak ada bahkan apabila di rutinkan akan pemakaian stagen atau centing tersebut akan memulihkan fisik sang ibu seperti sedia kala sebelum melahirkan.

• Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi jamu
Hal ini jelas berdampak positif karena dapat mempercepat pemulihan rahim ke kondisi semula dan tidak ada dampak negative meengenai anjuran untuk mengkonsumsu jamu ini.

• Pada masa nifas, si ibu juga dianjurkan untuk memakai lulur pakram kocok di seluruh badan ibu tersebut
Hal ini mempunyai dampak positive bagi si ibu yaitu dapat menghilangkan rasa lelah pada badan si ibu tersebut dan mengenai anjuran ini tidak terdapat dampak negative baik untuk ibu maupun bayi yang baru dilahirkan.

• Pada masa nifas, ibu dilarang berbicara dengan nada keras
Larangan ini jelas tidak memiliki dampak negative, larangan ini justru baik untuk si ibu karena pada dasarnya berbicara dengan nada keras sangat tidak dianjurkan bagi siapapun.

• Setiap pagi, si ibu harus mandi keramas.
Adapun tujuan dari larangan tersebut ialah agar badan si ibu merasakan kesegaran dan peredaran darah si ibu lancar dan dampak negative akan anjuran untuk ibu selalu mandi keramas setiap hari ini jelas tidak ada.

• Jika sang ibu tidur atau duduk harus meluruskan kakinya
Pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada masa nifas jelas hal ini sangat mempunyai dampak yang positive bagi si ibu tersebut, karena jika ibu duduk atau tidur pada posisi miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang ibu tersebut karena tulang ibu pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan gerakan miring pada saat tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk ibu karena pada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative akan larangan ini jelas tidak ada baik bagi si ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan.





• Ibu pada masa nifas harus mengkonsumsi makanan yang bergizi terlebih sang ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran.


Adapun dampak positive akan ajuran ini, ibu menjadi lebih sehat dengan mengkonsumsu banyak sayur-sayuran dan danpak negative yang disebabkan akan anjuran ini pun tidak ada baik untuk ibu maupun untuk si bayi.

• Pada masa nifas, ibu dianjurkan agar tidak memakai perhiasan
Larangan ini bertujuan agar dengan tidak memakai perhiasan tersebut, ibu tidak mengganggu aktivitas bayi yang baru dilahirkan dan mengenai anjuran ini jelas tidak memiliki dampak yang negative.

Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/search?q=aspek+sosial+budaya+pada+masa+nifas
(sumber referensi), di unduh pada tanggal 12 Oktober 2010 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar